A. Apa Itu Sosiologi Kesehatan ?
Sebagai llmu sosial, sosiologi dikelompokkan sebagai ilmu baru. hal ini terkait dengan kelahiran ilmu sosiologi dimulai semenjak adanya usaha pemisahan sosiologi dari filsafat.
Dibandingkan dengan ilmu sosial lainnya, sosiologi merupakan ilmu yang memiliki ruang lingkup sangat luas. Sosiologi dibagi dalam beberapa bidang kajian misalnya sosiologi budaya, sosiologi industri, sosiologi hukum dan mayarakat, sosiologi perkawinan dan keluarga, sosiologi militer, sosiologi perkotaan sosiologi pedesaan, sosiologi pendidikan, dan lain-lain. Topik itu bukan bidang khusus kajian sosiologi artinya bisa jadi bidang kajian tersebut ditelaah pula oleh disiplin ilmu lainnya termasuk nidang kajian sosiologi kedokteran dan kesehatan.
Sosiologi kedokteran (Medical Sociology) merupakan cabang sosiologi yang memfokuskan pada pelestarian ilmu kedokteran dalam masyarakat modern. Subjek ini berkembang dengan pesat sejak tahun 1950-an hingga sekarang menjadi salah satu bidang spesialisasi terbesar dalam sosiologi.
Sosiologi kedokteran adalah disiplin intelektual mengenai pengembangan pengetahuan yang sistematis dan terandalkan hubungan sosial manusia dalam kaitannya dengan masalah kesehatan dan tentang produk dari hubungan tersebut.
Menurut istilah Solita Sarwono (2004) sosiologi kedokteran sebagai subdisiplin (Bidang keahlian khusus) dari bidang ilmu Sosiologi.
Lebih jelasnya Salito Sarwono mengatakan :
“ Sosiologi kedokteran mencakup studi tentang faktor-faktor sosial dalam etiologi (Penyebab), prevalensi (Angka kejadian) dan interpretasi (Penafsiran) dari penyakit tentang profesi kedokteran itu sendiri serta hubungan dokter dengan masyarakat pada umumnya”
Sementara sosiologi kesehatan yaitu :
“ Ilmu Sosiologi yang membahas perilaku kesehatan, pengaruh norma sosial terhadap perilaku kesehatan, serta interaksi antara petugas kesehatan dan antar petugas kesehatan dengan masyarakat “
Bila tinjauan ini dikembangkan lebih lanjut, maka bagi seorang mahasiswa keperawatan dituntut untuk memahami sosiologi keperawatan yang merupakan subdisiplin sosiologi kesehatan.
Untuk lebih memudahkan pemahaman ini dapat dirumuskan kesimpulan analisis sebagai berikut :
- Sosiologi kesehatan merupakan subdisiplin ilmu dari bidang sosiologi, disiplin ini merupakan ilmu terapan (Applied science) dari kajian sosiologi dalam kontes kesehatan
- Prinsip dasar disiplin sosiologi kesehatan adalah penerapan konsep dan metode disiplin sosiologi dalam mendiskripsikan, menganalisa dan memecahkan masalah kesehatan ( Sisologi kesehatan merupakan penerapan ilmu sosial dalam mengkaji masalah kesehatan)
- Ruang lingkup kajian sosiologi terapan bergantung pada ruang lingkup objek kajian itu sendiri, artinya Sosiologi kedokteran adalah ilmu dalam mengkaji hal-hal yang terkait dengan ilmu kedokteran. Sedangkan Sosiologi keperawatan adalah ilmu sosiologi dalam mengakji masalah layanan keperawatan.
B. Peran Sosiologi dalam Praktek Kesehatan
Secara teori dapat dikemukakan beberapa peran umum sosiologi/Sosiolog dalam pengembangan ilmu maupun pelayanan kesehatan masyarakat :
a. Sosiolog sebagai ahli riset :
Sebagai seorang ilmuwan, seorang sosiologi memiliki tanggung jawab untuk melakukan peneltian ilmiah, sosialisasi keilmuan, dan juga pembinaan pola pikir terhadap masyarakat.
Peran ahli riset seorang sosiologi berkewajiban untuk mencari, mengumpulkan, menganalisa dan menyimpulkan fakta sosial dari data-data yang ada sehingga muncul pengetahuan sosiologi yang bermanfaat bagi kelanjutan proses pemahaman sosiologi serta rekayasa atau analisa sosial.
Dalam peran sebagai ahli riset sosiolog juga berkewajiban untuk meluruskan berbagai pendapat masyarakat awam atau kalangan tertentu yang lebih disebabkan karena salah informasi atau takhyul yang dapat mengahncurkan pola pikir manusia.
b. Sosiolog sebagai Konsultan Kebijakan :
Memiliki kemampuan untuk menganalisis fakta sosial, dinamika sosial dan kecendrungan proses, serta perubahan sosial.
Dalam jangka panjang, sosiologi memiliki kemampuan untuk meramalkan pengaruh kebijakan terhadap kehidupan sosial, sehingga dapat menunjukkan perannya bukan hanya sebagai ahli riset melainkan menjadi seorang konsultan kebijakan.
c. Sosiolog sebagai teknisi :
Seorang Sosiolog dapat terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan masyarakat untuk memberi saran-saran dalam masalah moral, hubungan masyarakat, hubungan antarkaryawan, hubungan antarkelompok dalam suatu organisasi dan penyelesaian berbagai masalah mengenai hubungan antar manusia.
Contoh peran sosiolog sebagai teknisi yakni sosiologi klinis yang menunjukkan perannya sebagai sebagai sosiolog yang menganalisa masalah kesehatan.
Dengan belajar sosiologi, seseorang tenaga kesehatan dapat memahami sifat karakter atau norma masyarakat yang berlaku, sehingga pada akhirnya program promosi kesehatan atau agenda pembangunan kesehatan pada suatu masyarakat akan dapat berjalan dengan efektif. Oleh karena itu sosiologi dapat memberikan kontribusi wawasan dan pemahaman terhadap tenaga kesehatan atau pengambil kebijakan dalam bidang kesehatan.
Secara Spesifik Fauziah Muzaham merinci bahwa ada beberapa manfaat sosiologi bagi kesehatan, yaitu :
1. Mempelajari cara orang meminta pertolongan medis (Help Seeking)
2. Memberikan mengenai analisa mengenai hubungan petugas kesehatan (Dokter/perawat) dengan pasien
3. Mengetahui latar belakang sosial ekonomi masyarakat dalam pemanfaatan layanan kesehatan
4. Menganalisa faktor-faktor sosial dalam hubungannya dengan etiologi penyakit
5. Sakit, cacat fisik dan sejenisnya adalah sebuah fakta sosial sebagaimana masalah sosial lainnya yang membutuhkan analisis sosiologis.
Sehingga dalam kajian ini dapat disimpulkan bahwa tujuan penerapan sosiologi dalam bidang kesehatan antara lain : untuk menambah kemampuan para petugas kesehatan dalam melakukan penilaian klinis secara lebih rasional, menambah kemampuan untuk mangatasi persoalan-persoalan dalam praktik, mampu memahamidan menghargai perilaku pasien, kolega serta organisasi dan menambah kemampuan dan keyakinan dalam menangani kebutuhan sosial dan emosional pasien, sebaik kemampuan yang mereka milikidalam menangani gangguan penyakit yang diderita pasien.
C. Konsep umum tentang kesehatan
Dalam melakukan tindakan terapeutik, ada beberapa konsep umum tentang kesehatan yang perlu untuk dipahami juga oleh kalangan tenaga medis dan para medis. Hal ini khususnya terkait perkembangan analisis dan persepsi sosial tentang kesehatan.
1. Health for all
Kesehatan adalah kebutuhan setiap individu, baik orang yang sakit maupun yang sehat. Kesehatan adalah kebutuhan manusia dari berbagai kalangan baik dilihat dari segi ekonomi (Kaya-miskin), sosial (Kalangan elit atau kalangan rakyat jelata), geografik (Desa-kota), psikologi perkembangan (Bayi, anak, remaja, dewasa, atau manula) maupun status kesehatan (Sakit atau sehat).
Orang sakit membutuhkan penyembuhan (kuratif), sedangkan orang sehat membutuhkan adanya peningkatan kesehatan (promotif), Pencegahan (Preventif) perbaikan (Rehabilitatif) dan pemeliharaan (Konservatif).
Seluruh aktivitas manusia mulai dari bangun pagi, beraktivitas, tidur, hingga bangun kembali diwaktu berikutnya akan terkait dan berpengaruh terhadap kesehatan. Berpikir yang sehat akan menumbuhkan jiwa sehat. Makanan, pakaian, jalan kaki, bekerja,olahraga, membaca dan bermain seluruhnya terkait erat dengan kualitas kesehatan. Oleh karena itu seluruh aktivitas manusia senantiasa berpengaruh terhadap peningkatan atau pengurangan kualitas kesehatan.
Satu jenis penyakit kadang tidak cukup disembuhkan oleh satu jenis obat, seorang dokter kadang menggunakan teknik polifarmasi yaitu memberikan obat lebih dari satu jenis dengan tujuan untuk menyembuhkan satu jenis penyakit.
Pola kerja seperti ini, memang memberikan peluang dapat disembuhkannya sebuah penyakit oleh salah satu diantara obat yang diberikan, dibandingkan hanya dengan membuat resep dengan satu jenis obat. Namun disisi lain dapat menyebabkan biaya obat lebih mahal.
Peristiwa tersebut merupakan contoh kasus yang menunjukkan bahwa ada pola tindakan sosial dari beberapa tindakan atau beberapa gejala yang merupakan informasi yang padat untuk menjelaskan sesuatu hal.
4. Hukum Sosial
Perilaku sosial atau hukum sosial lebih bersifat relatif dan kontekstual, sehingga pola yang berkembang bisa berupa :
a. Satu sebab melahirkan satu akibat, Contohnya ; Kulit yang tergores oleh senjata tajam menyebabkan luka berdarah.
b. Satu sebab melahirkan lebih dari satu akibat, Contohnya ; Sakit gigi kerap kali dirasakan berbagai rasa sakit yang lainnya misalnya pusing, reaksi emosional dan tidak enak saat makan.
c. Banyak penyebab melahirkan satu akibat, Contohnya ; Seseorang yang terkena hujan, perut kosong, jarang olahraga, kemudian mengakibatkan demam.
d. Banyak penyebab melahirkan banyak akibat, Contohnya ; Orang yang terlalu capai dan tidak disiplin dalam waktu makan bisa terkena sakit maag yang menyebabkan komplikasi tifoid,dll
Terdapat banyak teori tentang penyakit, bergantung pada falsafah yang dianutnya. Perbedaan falsafah serta tahapan perkembangan masyarakat berdampak pada perkembangan teknologi pengobatan yang dianut, dipercayai atau digunakan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar